domba betina tidak memiliki tanduk (Arifin dkk., 2007). Selain itu DET memilki beberapa keunggulan yaitu tingkat prolifikasi yang tinggi, tahan terhadap penyakit dan panas dan tahan terhadap kondisi lingkungan pakan yang kurang baik (Mulliadi dan Arifin, 2010). Domba Ekor Tipis paling banyak terdapat di wilayahIstilah-istilah tersebut telah dikumpulkan dan dirangkum sehingga membantu peneliti dalam melakukan penelitian untuk menggali lebih jauh dalam pemaknaan seni dalam pertunjukan adu domba Garut tipe tangkas. 2.1.2 Karakteristik Domba Garut Pada Seni Ketangkasan Domba Garut 2.1.2.1 Asal-Usul Domba Garut Menjadi Domba Adu/Tangkas Menurut para pakar Dalam periode satu tahun, domba garut dapat mengalami dua siklus kelahiran. Domba ini memiliki berat badan rata-rata di atas domba lokal Indonesia lainnya. Domba garut jantan dapat memiliki berat sekitar 60 – 80 kg bahkan ada yang dapat mencapai lebih dari 100 kg. Sedangkan domba garut betina memiliki berat antara 30 – 50 kg.
Ciri-ciri dari domba ini mempunyai tubuh yang besar dan kuat, di mana lehernya sangat berotot sehingga sering dijadikan domba aduan. Domba garut jantan ini mempunyai bobot yang dapat mencapai 60 kg sedangkan betina 35 kg. Untuk domba jantan sendiri mempunyai tanduk yang besar dan melengkung melingkar ke arah belakang. Di mana bentuk spiral pada
Domba ini memiliki sifat prolifik yang mampu melahirkan anak kembar 2 – 5 ekor, namun domba ini menghasilkan daging sedikit dan pertumbuhan yang lambat. Bobot badan domba jantan dewasa berkisar 30 – 40 kg, sedangkan domba betina dewasa berkisar 15 – 20 kg (Arifin, 2015).