Penjelasanwilayah kekotaan adalah sebagai berikut. a) Urban, yaitu suatu area yang dicirikan dengan adanya penghidupan modern. b) Suburban, ialah suatu area dekat intikota yang mencakup dareah penglaju yang penduduknya bekerja di kota pada pagi hari dan sorenya kembali ke tempat tinggalnya. c) Suburban fringe, yaitu suatu daerah peralihan antara kota dan desa.
74 Istilah global sermual dijumpai di bidang ekonomi, apabila terjadi aktivitas ekonomi yang meningkat, terjadi surplus, maka akan mendorong penduduk kota melakukan aktivitas ekonominya ke luar negeri. Inilah yang menjadi cikal bakal terjadinya kota tahap globalisasi. Dari segi sosial gejala globalosasi pada tingkat yang berbeda tampak sejak awal abad Masehi, bahkan sebelumnya kettika suatu suku bangsa menjelajah negeri lain dengan berbagai tujuan seperti berdagang, menyebarkan agama, mencari kehidupan baru, atau sekedar berkunjung. Untuk dapat berkelana, mereka memiliki nilai surplus. Hal inilah yang menyebabkan adanya pola pikir global. Contoh ketika Laksmana Cheng Ho dari dinasti Ming Tiongkok pada awal abad ke-15 melakukan ekspedisi dengan puluhan armada kapal, dan melakukan tujuh kali ekspedisi. Latar belakang ekspedisi ini dapat meyakinkan pola pikir mengglobal pada masyarakat kota pada waktu itu. Pada masa dinasti Ming, negeri Tiongkok mengalami kemajuan dan kemakmuran yang luar biasa. Surplus yang terjadi mendorong mereka memeperkenalkan segala sesuatu yang mereka miliki kepada dunia luar. Hal inilah yang menjadi cikal bakal kota global, karena mengingat bahwa suatu kota dikatakan mengglobal apabila masyarakatnya memiliki kebiasaan untuk melakukan relasi dengan kota lain di luar kotanya bahkan manca negara. Dengan terbentuknya kota global telah ada dua surplus dalam perkembangan sebuah kota, yaitu surplus suatu kawasan sebagai syarat terbentuknya kota, dan surplkus kota sebagai syarat terbentuknya kota global. Apabila surplus kota berhenti, kota tidak akan mampu lagi melakukan akses ke kota lain, di negeri yang berbedaq, dengan kata lain kota tidakmlagi mampu mengglobal. B. Klasifikasi dan Tipologi Masyarakat Kota Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, klasifikasi adalah penyusunan bersistem dalam kelompok atau golongan menurut kaidah atau standar yang ditetapkan. Dalam pengertian umum klasifikasi merupakan suatu usaha untuk mengelompokkan suatu entitas yang memiliki beberapa ciri yang sama. Sedangkan tipologi, yang berasal dari kata tipo pengelompokan dan logos 75 ilmu, tipologi dapat diartikan sebagai suatu usaha pengklasifikasian sebuah tipe berdasarkan berdasarkan karakteristik umum yang melekat pada obyek. Jadi klasifikasi tipologi kota merupakan usaha untuk menggolong-golongkan kota-kota berdasarkan ciri karakteristik yang dimilikinya. Klasifikasi kota dapat didasarkan pada berbagai susut pandang, dalam kajian ini klasifikasi kota menekankan pada segi fungsi, segi fisik, klasifikasi kota berdasarkan pertumbuhan dan hirarkinya. 1. Klasifikasi Kota Berdasarkan Karakteristik Fungsinya. Klasifikasi kota bertdasarkan fungsi, mempertimbangkan fungsi suatu kota yang dianggap dominan dan menonjol dari kota yang bersangkutan. Dalam perkembangannya suatu kota dapat saja mengalami perubahan fungsi, dari suatu fungsi berubah ke fungsi yang lain. Misalnya kota yangsemula lebih dikenal sebagai kota pusat keagamaan atau pusat pemerintahan kemudian berubah menjadi kota perdagangan. Perubahan fungsi itu dimungkinkan karena adanya perkembangan di bidang teknologi tarnasportasi dan komunikasi, sehingga fasilitas-fasilitas perkotaan yang ada semakin lengkap. Pada abad ke 21 ini kota-kota yang ada umumnya tidak hanya mempunyai fungsi tunggal, hal ini disebabkan karena manusia mempunyai kegiatan yang kompleks, seperti kegiatan sosial,politik, ekonomi budaya, yang umumnya berpusat di kota-kota tersebut. Berdasarkan latar belakang historis, kultural, fisikal, kemasyarakatan, ekonomi yang memberi ciri karakteristik suatu kota, suatu kota pada kenyataannya memang mempunyai potensi penonjolan fungsi yang berbeda-beda. Namun demikian dalam kehidupan modern suatu kota yang mempunyai tipe benar-benar murni dalam arti mempunyai tipe tunggal tidaklah ada. Hadi Sabari Yunus,20096. a. Klasifikasi kota berdasarkan fungsi menurut Gist, Halbert, 1 Kota berfungsi sebagai pusat industri. Kegiatan industri mencakup berbagai jenis kegiatan, antara lain industri primer, industri sekunder, industri tersier. Kadang-kadang suatu kota mempunyai fungsi gabungan dari berbagai industri tersebut. Kotakota di negara sedang berkembang umumnya kegiatan yang menonjol adalah industri primer, 76 seperti industri pertambangan, perikanan, pengolahan kayu. Sedang di negara maju umumnya industri yang ada lebih banyak merupakan industri sekunder dan tersier. Dengan semakin meluasnya industri, daerah hunian mengalami penciutan, hal inilah yang mengakibatkan merosotnya lingkungan permukiman di kota-kota besar. Contoh kota Detroit sebagai kota industri mobil, Bombay kota industri tekstil, Johanesberg kota industri intan dan sebagainya. 2 Kota sebagai pusat perdagangan. Setiap kota sebenarnya merupakan pusat perdagangan, tetapi tidak semua kota ditandai oleh kegiatan perdagangan. Kota-kota perdagangan besar umumnya merupakan kota pelabuhan, karena media transportasi yang besar adalah darat dan laut, sehingga kota yang mempunyai potensi ke arah pengembangan dua jenis transportasi tersebut mempunyai potensi besar untuk menjadi kota perdagangan. Contoh kota bersar bertaraf internasional New York, London, Rotterdam, London, Hamburg, Bombay, Hongkong dan lain-lainnya. 3 Kota berfungsi sebagai kota politik. Sebelum di Eropa Barat dilanda Revolusi Industri, kota-kota yang ada pada masa itu merupakan kota pusat pemerintahan. Pada saat itu pusat pemerintahan, pusat administrasi dan politik harus merupakan ibukota negara. Dengan adanya penemuan-penemuan baru di bidang teknologi, kota yang semula merupakan pusat kegiatan politik berubah menjadi kota pusat perdagangan dan industri. Namun demikian peranannya sebagai kota pusat kegiatan politik pemerintahan negara masih sangat jelas. Contoh kota Jakarta, New Delhi, Bangkok, Canberra dan pusat administrasi pemerintahan dapat merupakan ibukota negara, propinsi serta kota kabupaten. 4 Kota berfungsi sebagai kota pusat kebudayaan. Kota dengan fungsi sebagai pusat kebudayaan ditandai dengan adanya potensi kultural yang menonjol dibanding fungsi yang lain. Ada kota kebudayaan yang menonjol dengan kehidupan keagamaan, misalnya kota Mekah, kota 77 Roma. Kota Yerusalem, kota Benares. Disamping itu dapat pula kota tersebut terkenal dengan kegiatan pendidikan, seni dan sebagainya, misalnya kota Yogyakarta sebagai kota pendidikan dan kota budaya. 5 Kota berfungsi sebagai kota rekreasi dan kesehatan. Suatu kota akan berfungsi sebagai kota rekreasi ataupun kesehatan, bila kota tersebut mempunyai potensi untuk dapat menarik wisatawanpendatang untuk menikmati kenikmatan tertentu di kota tersebut, baik kenikmatan fisikal maupun untuk maksud penyembuhan. Contoh antara lain Bandung dengan Ciater nya, Palmbeach dengan pantainya yang indah, kota rekreasi di pegunungan, pantai dan sebagainya. 6 Kota dengan fungsi yang tidak menonjol, biasanya merupakan kota- kota kecil atau kota yang masih sangat muda usianya, karena fungsi yang ada belum mampu berkembang, sehingga berbagai fungsi masih mempunyai pengaruh yang sama. Namun demikian dapat pula terjadi kota-kota besarpun dapat terjadi kecenderungan mempunyai berbagai fungsi yang sangat kompleks, sehingga penonjolan fungsi tertentu tampak lemah. Pada saat ini hampir semua kota besar memiliki lebih dari dari satu fungsi fungsi ganda, sehingga semakin banyak fungsi yang ada, permasalahan juga semakin kompleks. b. Klasifikasi kota berdasarkan segi fisikal. Nelson, mengemukakan klasifikasi kota berdasarkan segi fisikalnya dengan menekankan pada segi morfologikalnya. Ada tiga klasifikasi kota dilihat dari segi bentuknya, yaityu 1 Kota yang berbentuk bujur sangkar The square cities . Kota ini biasanya merupakan kota yang terbentuk karena adanya kegiatan yang relatif seragam, umumnya dipengaruhi kegiatan pertanian. Pasar induk terletak di tengah kota, lama kelamaan daerah permukiman akan berkembang di sisi-sisinya ke segala arah karena tidak ada hambatan fisik yang berarti. Bentuk morfologi kota akan berbentuk bujur sangkar. 78 2 Kota berbentuk persegi panjang The rectangular cities , hampir sama dengan kota berbentuk bujur sangkar, hasnya pada ke dua sisi terdapat hambatan alami yang mengganggu kesempatan zona-zona kota untuk berkembang ke samping. Hambatan-hambatan itu dapat berupa topografi yang kasar, hutan, rawa-rawa, laut dan lain-lainnya. 3 Kota berbentuk seperti kipas. Biasanya pusat kota terletak di daerah pinggiran. Umumnya kota bentuk kipas merupakan kota-kota pelabuhan yang mempunyai latar belakan topografi datar, dan tidak meiliki hambatan fisik lainnya. Untuk jelasnya dapat diamati pada gambar-gambar berikut ini. 1 Kota berbentuk bujur sangkar 2 Kota berbentuk empat persegi panjang 3 Kota bentuk kipas c. Klasifikasi Kota Berdasarkan Pertumbuhannya 1 Klasifikasi kota berdasarkan pertumbuhannya oleh Taylor, Griffith. 79 Berdasarkan karakteristik dinamika fungsionalnya, pertumbuhan kota dapat dikelompokkan menjadi empat tahap pertumbuhan, yaitu a Tahap Infantil the infantil stage . Pada tahap ini belum tampak adanya pemilahan yang jelas merngenai daerah permukiman dengan daerah perdagangan. Juga belum ada pemilahan yang jelas antara kampung-kampung miskin dengan kampung-kamnpung kaya. Bangunan-bangunan masih berserakan tidak teratur, jalan- jalan utama baru ada satu dua. b Tahap Juvenil. Pada tahap ini mulai tampak adanya proses pengelompokkan pertokoan pada bagian-bagian kota tertentu. Rumah-rumah yang baik besar, mulai bermunculan di bagian pinggiran, sementara itu pabrik-pabrik bermunculan di sana sini. c Tahap dewasa. Pada tahap ini mulai kelihatan gejala-gejala segregasi fungsi pemisahan fungsi-fungsi dan kemudian mengelompok. Kelas permukiman rendah jelas perbedaannya dengan permukiman yang lebih baik. Ditinjau dari lokasinya, pola permukiman dan struktur permukimannya, kelas permukiman jelekrendah jauh berbeda dengan kelas permukiman baikelite. Daearh-daerah industri banyak terdapat di lokasi – lokasi yang dekat dengan jalur perhubungan dan pengangkutan. d Tahap tua the senile stage . Pada tahap ini kota ditandai oleh adanya pertumbuhan yang terhenti, kesejahteraan ekonomi penduduk cenderung mengalami gejala penurunan. 2 Klasifikasi Lewis Mumford, mendasarkan klasifikasi kota dari segi tekniko-kultural. Berdasarkan pertimbangan ini klasifikasi kota dapat dibedakan atas empat klasifikasi, yaitu a Fase eoteknikal, pada fase ini permukiman ditandai oleh penggunaan angin, air sebagai sumber tenaga, kayu sebagai bahan bakar. b Fase Paleoteknikal, pada fase ini terlihat adanya kemajuan dalam penggunaan sumber-sumber energi. Sumber tenaga angin, air 80 bahan bakar kayu masih digunakan, tetapi di dominasi oleh penggunaan batubara. Sementara itu tambang besi dan batu baramendominasi perekonomian yang ada. Dengan demikian timbul usaha-usaha peleburan besi, dibangunnya kanal-kanalk, dan mulai digunakannya mesin uap. c Fase neoteknik, kota-kota mulai menggunakan tenaga listrik sebagai sumber energi. Penggunaan jenis metal ringan seperti aluminium semakin meluas, alat-alat komunikasi seperti radio dan telepon dan permesinan semakin disempurnakan. Menurut Mumford, pada tahap ini kota-kota telah tumbuh menjadi kota besar metropolis, bangunan-bangunan bertingkat mulai berkembang, lalu lintas semakin padat, berbagai pengaruh negatip kehidupan perkotaan sepertti kejahatan, kenakalan remaja, pencemaran, mulai mengakibatkan goncangan-goncangan sosial yang memerlukan penanganan yang serius. d Fase Bioteknik, pada fase ini peradaban manusia dan semua pertimbangan tindakan manusia selalu ditinjau dari matra biologis dalam konteks yang luas, dibandingkan dengan pertimbangan fisikal semata. Pengetahuan manusia tentang bakteriologi diterapkan untuk pengobatan dan sanitasi. Demikian pula pengetahuan tentang phisiologi diterapkjan untuk tujuan analisis berdasarkan gizi dan pengaturan makanan, sehingga nutrisi dan diet diperhatikan. Adapun pengetahuan psikologi, ekologi diterapkan pula untuk analisis berbagai bidang kehidupan manusia, sehingga terjadi hubungan harmonis antara manusia dengan manusia lain, hubungan harmonis antara masusia dengan lingkungan, bahkan hubungan kewilayahan misalnya hubungan masyarakat desa – kota, managemen kota dan sebagainya. Lewis Mumford di samping mengemukakan pertumbuhasn kota berdasarkan teknikalnya, juga meninjau pertumbuhan kota berdasarkan 81 kondisi sosio kulturalnya. Dalam hal ini dikenal adanya enam fase pertumbuhan kota sebagai berikut a Fase eopolis, pada tahap ini dicerminkan oleh adanya komunitas desa yang semakin maju, walaupun kondisi kehidupan masih didasarkan pada kegiatan pertanian, pertambangan dan tahap ini suatu wilayah berkembang menjadi kota baru. b Fase polis, ditandai munculnya pasar yang cukup besar, beberapa kegiatan industri yang cukup besar mulai bermunculan, namun pengaruhnya masih terbatas. Kenampakkan ke kotaan jelas terlihat walaupun masih dalam skala kecil, kota masih meiliki nsifat agraris. c Fase metropolis, kenampakkan ke kotaan bertambah besar. Fungsi- fungsi perkotaannya terlihat mendominasi kota-kota kecil yang berada di sekitarnya dan daerah perdesaaan, spesialisasi fungsi mulai nampak. Pada tahap ini kota semakin berkembang , perekonomiannya mengarah ke industri. d Fase megalopolis, ditandai oleh adanya tingkah laku manusia yang hanya berorientasi pada materi. Standardisasi produksi lebih diutamakan daripada usaha-usaha kerajinan tangan, ukuran lebih diutamakan daripada bentuk. Wilayah perkotaan nyang terdiri dari beberapa kota metropolis yang berdekatan lokasinya, membentuk jalur perkotaan yang sangat besar. e Fase tyranopolis, pada tahap ini ukuran budaya adalah pada apa-apa yang tampak. Masalah materi, ketidak acuhan di segala aspek kehidupan mewarnai tingkah laku penduduknya. Sementara itu kondisi perdagangan yang ada mulai menunjukkan gejala-gejala penurunan. Dengan kata lain kota pada tahap ini kehidupannya sudah dipenuhi dengan kerawanan sosial, seperti kemacetan lalu lintas dan tingkat kriminalitas yang tinggi. f Fase nekropolis, tahap ini disebut juga suatu keadaan kota menuju kematian. Hal ini dapat disebabkan oelh adanya peperangan, kelaparan, wabah penyakit hebat yang melanda kota tersebut. Keadaan 82 ini mengakibatkan timbulnya kemunduran pelayanan kota beserta fungsi-fungsinya, akibatnya kota-kota seperti ini menunjukkan gejala kehancuran, kota berkembang menuju keruntuhan. Satu hal yang disepakati pleh para ahli sosiologi kota, bahwa perkembangan kota-kota besar, terutama di negara-negara Eropa, dimulai sejak terjadinya revolusi industri di Inggris sekitar abad 18 dan 19. Proses ini diikuti pertambahan penduduk yang cepat. d. Klasifikasi kota Berdasarkan Hirarkinya 1 Klasifikasi kota berdasarkan jumlah penduduk menurut Northam Tabel 8. Klasifikasi hiraki kota berdasar jumlah Penduduk Order atau nomor kelas Notasi kelas Perkiraan jumlah penduduk I II III IV V VI VII VIII IX Hamlet Village Town Small city Medium size city Large city Metropolis Megalopolis Eumenopolis 16 - 150 150 - 1000 1000 - - - - - indefinite Indefinite-but at least several millions Indefinite – but likely tens of millions Sumber Northam ,Urban Geography 1976 18 2 Sistem penggolongan kota berdasarkan gejala pemusatan penduduk juga dibuat oleh C,Doxiadis dan Saxena. Jumlah batas minimal penduduk kota, untuk setiap tahapan dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 9. Jumlah Batas Minimal Penduduk Kota No Besaran Kota Jumlah 83 Pendudukorang 1 Dwelling group 40 2 Small neighborhood 250 3 Neighborhood 1500 4 Small Town 9000 5 Town 6 Large city 7 Metropolis 8 Courbation 9 Megalopolis 10 Urban region 11 Urban continent 12 Ecumenepolis Sumber Langgeng dan Lutfi,2014104 Di Indonesia dibuat penggolongan kota berdasarkan jumlah penduduk sebagai berikut a Kota kecil, jumlah penduduk – orang b Kota sedang, jumlah penduduk – orang c Kota besar, jumlah penduduk – orang d Kota metropolis, jumlah penduduk di atas orang . Oleh karena masing-masing negara mempunyai latar belakan kondisi sosial ekonomi budaya yang tidak sama, maka penggolongan kota berdasarkan jumlah penduduknya tidak sama. C. Karakteristik Perkembangan Kota Tahap Pra Modernisasi, Modernisasi dan Globalisasi.
Klasifikasi Kota – Apa itu kota? Kota adalah perwujudan geografis yang dihasilkan dari unsur-unsur fisiografis, sosial, ekonomi, politis bahkan budaya yang dikandungnya. Penjelasan lengkapnya simaklah pembahasan kami mengenai Materi Klasifikasi Kota Berdasarkan Sejarah Berdirinya, Tingkat Perkembangannya, Fungsinya, Jumlah Penduduknya Lebih lengkapnya simak artikel di bawah ini. Klasifikasi Kota Apa itu Kota? Kota adalah perwujudan geografis yang dihasilkan dari unsur-unsur fisiografis, sosial, ekonomi, politis bahkan budaya yang dikandungnya. Ada juga makna yang lain, Kota merupakan perwujudan geografis, yang disebabkan oleh unsur-unsur fisiografi, sosial, ekonomi, politik dan budaya yang terkandung di dalamnya dalam hubungan dan pengaruh timbal balik dengan daerah lain. Pengertian lain, Kota adalah sebuah bentang budaya yang disebabkan oleh unsur-unsur alami dan non-alami dengan gejala pemusatan populasi yang cukup besar dan pola dan corak kehidupan yang heterogen dan materialistis dibandingkan dengan wilayah ataupun wilayah belakangnya Adapun arti yang lain, yakni kota adalah sebuah pemukiman dengan kepadatan penduduk lebih besar dari kepadatan wilayah nasional, dengan struktur keberadaan non-pertanian dan sistem penggunaan lahan beragam yang dicakup oleh gedung-gedung tinggi yang berdekatan. Ada beberapa istilah untuk memahami kota, yakni antara lain City pusat daerah yang memiliki suasana kehidupan atau penghidupan yang modern atau disebut daerah atau Fauburgh suatu daerah peralihan yang lokasinya berdekatan dengan pusat kota dengan luas mencakup daerah penglajo atau commuterSuburban Fringe daerah peralihan antara kota dan desa, lokasinya mengelilingi Fringe daerah batas luar kota yang memiliki sifat-sifat yang serupa dengan kota kecuali pusat kota. Rulal Urban Fringle jalur daerah yang terletak antara daerah kota yang berdekatan dengan desa, daerah ini juga ditandai dengan penggunaan tanah suatu kota kabupaten. Baca Juga Peta Negara Maju dan Berkembang Klasifikasi Kota Berdasarkan Sejarah Berdirinya Kota sebelum Masehi SM – Kota tua yang didirikan 2500 tahun sebelum masehi. Contohnya seperti Athena, Roma, BabilonKota-kota di abad pertengahan – Kota yang pembangunannya sekitar abad ke-5 – abad 10, sebab dari pengaruh perdagangan misalnya seperti Genoa & VehiciaKota-kota lama yang ada di Timur Tengah & Timur Jauh – Misalnya seperti Spanyol, Portugis, Bagdad, Beijing, dunia modern – Yang timbul akibat adanya perkembangan yang pesat dalam bidang ekonomi dan trasnportasi. Berdasarkan Tingkat Perkembangannya Tingkat Eopolis – Tahap perkembangan desa yang telah teratur, sehingga masyarakat penghuni daerah tersebut telah memperlihatkan ciri-ciri dari daerah perkotaan. Yang artinya adalah peralihan dari pola kehidupan desa tradisional ke arah kehidupan perkotaan / Polis – Maksudnya yaitu tahapan yang mana suatu daerah kota yang masih memiliki ciri atau sifat-sifat agraris atau berorientasi dalam sektor pertanian. Di Indonesia sendiri sebagian besar bercirikan Metropolis – Tahap metropolis ini adalah kelanjutan dari tahap polis, yang ditandai sebagian besar berorientasi kehidupan ekonomi nya mengarah ke industri. Misalnya Kota Jakarta, Surabaya, dan Kota Megapolis – Wilayah perkotaan yang memiliki ukuran yang sangat besar sangat besar maka megapolis ini juga disebut dengan “Kota maha besar”, biasanya terdiri dari beberapa kota metropolis yang menjadi 1 sehingga membentuk jalur perkotaan. Kota Megapolis ini pada umumnya telah mencapai tingkat tertinggi dan memperlihatkan atau memiliki tanda akan mengalami penurunan kualitas. Misalnya seperti Washington, San Fransisco, dan masih banyak lagi. Berdasarkan Fungsinya Kota Pusat Produksi – Fungsinya adalah sebagai pemasok, baik pemasok bahan mentah, setengah jadi bahkan bahan yang sudah jadi. Misalnya seperti kota Industri pertambangan, yakni Bukit Asam dan Ombilin batu bara, Soroako nikel, LNG Arun & Bontang dan Pusat Perdagangan – Kota yang memiliki fungsi sebagai pusat perdagangan baik domestik atau bahkan Pusat Pemerintahan – Kota yang memiliki fungsi sebagai pusat ibukota negara. Seperti Pusat Kebudayaan – Kota yang memiliki fungsi sebagai pusat kebudayaan seperti Yogya dan Surakarta. Pusat keagamaan, seperti Mekkah, Yerusalam, dan Vatikan Kota Pusat Kesehatan dan Rekreasi Health and Recreation Center. Berdasarkan Jumlah Penduduknya Kota kecil – Jumlah penduduknya – jiwa. Seperti ibukota kecamatanKota sedang – Jumlah penduduknya – jiwa. Seperti Sibolga, dan Bukit TinggiKota Besar – Jumlah penduduknya – jiwa. Seperti Cirebon, Kerawang, dan SerangKota Metropolitan – Jumlah penduduknya – jiwa. Seperti Kota Bandung, Surabaya, Medan, Semarang, dan Ujung PandangKota Megapolitan – Jumlah penduduknya lebih dari jiwa. Seperti Kota Jakarta, Tokyo dan lainnya. Stadium Pembentukan inti kota/ Nuclear Phase – Tahap pembentukaan Central Business Distric pada tahap ini, baru dimulai pembangunan gedung-gedung yang baru karena sebab dari adanya foundasi gedung tua, bentuk klasik dan formatif / Formatif phase – Ditandai dari kamampuan sector industri, transportasi dan perdagangan, dan makin meluasnya pabrik dan perumahanModern Phase / Stadium Modern – Kota yang sudah mulai kompleks, timbulnya peristiwa penggabungan dengan pusat-pusat kegiatan baik kota satelit atau bahkan dengan kota lain yang berdekatan. Misalnya seperti GERBANG SUSILA yang untuk mengembangkan wilayah Surabaya, JOGLO SEMAR, JABODETABEK dan lainnya. Baca Juga Konsep Wilayah dan Perwilayahan [su_box title=”KARATERISTIK KOTA” box_color=”000c09″ radius=”0″] Ciri-ciri Fisik Kota Adanya sarana dan prasarana perekonomian seperti, pasar, supermarket. Memiliki gedung-gedung pemerintahan, baik pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Adanya alun-alun di pusat kota yang berfungsi sebagai tempat istirahat. Adanya tempat parkir kendaraan yang luas Adanya tempat rekreasi, rekreasi pendidikan, hiburan, bioskop, karaoke, kolam renang, dan tempat olah raga dll. Adanya ruang terbuka, daerah terbuka dianggap sebagai paru-paru kota, seperti jalur hijau, taman kota, dan sejenisnya. Terdapat komplek perumahan, terdiri dari a. Daerah slum pemukiman kumuh; b. Pemukiman masyarakat ekonomi rendah RSS, Rumah susun; c. Pemukiman golongan ekonomi menengah ke atas, seperti Ral estate, apartemen mewahd. Perumahan masyarakat elite Ciri-ciri Sosial Masyarakat Kota Masyarakatnya heterogenitas / beraneka ragam Sikap hidup induvidualistis Hubungan sosial bersifat patembayat sifat hubungan tidak didasarkan kekeluargaan atau gotong royong, melainkan hubungan yang formal, hubungan fungsional misalnya seperti majikan dan karyawan, pimpinan dengan bawahan Adanya pemisahan yang bisa menimbulkan kelompok-kelompok tertentu. Misalnya seperti perumahan tentara, komplek pertokoan, Pecinan, Bugisan dan lainnya. Norma agama di perkotaan tidak begitu ketat Pandangan hidup masyarakat kota lebih rasional [/su_box] Apa itu Kota?Kota adalah perwujudan geografis yang dihasilkan dari unsur-unsur fisiografis, sosial, ekonomi, politis bahkan budaya yang dikandungnya. Ada juga makna yang lain, Kota merupakan perwujudan geografis, yang disebabkan oleh unsur-unsur fisiografi, sosial, ekonomi, politik dan budaya yang terkandung di dalamnya dalam hubungan dan pengaruh timbal balik dengan daerah lain. Pengertian lain, Kota adalah sebuah bentang budaya yang disebabkan oleh unsur-unsur alami dan non-alami dengan gejala pemusatan populasi yang cukup besar dan pola dan corak kehidupan yang heterogen dan materialistis dibandingkan dengan wilayah ataupun wilayah belakangnya Sebutkan ciri ciri fisik Kota? Ciri-ciri Fisik Kota 1. Adanya sarana dan prasarana perekonomian seperti, pasar, Memiliki gedung-gedung pemerintahan, baik pemerintah pusat dan pemerintah Adanya alun-alun di pusat kota yang berfungsi sebagai tempat Adanya tempat parkir kendaraan yang luas5. Adanya tempat rekreasi, rekreasi pendidikan, hiburan, bioskop, karaoke, kolam renang, dan tempat olah raga Adanya ruang terbuka, daerah terbuka dianggap sebagai paru-paru kota, seperti jalur hijau, taman kota, dan komplek perumahan, terdiri dari a. Daerah slum pemukiman kumuh; b. Pemukiman masyarakat ekonomi rendah RSS, Rumah susun; c. Pemukiman golongan ekonomi menengah ke atas, seperti Ral estate, apartemen mewahd. Perumahan masyarakat elite Sebutkan ciri-ciri sosial masyarakat Kota? Ciri-ciri Sosial Masyarakat Kota 1. Masyarakatnya heterogenitas / beraneka ragamSikap hidup induvidualistis2. Hubungan sosial bersifat patembayat sifat hubungan tidak didasarkan kekeluargaan atau gotong royong, melainkan hubungan yang formal, hubungan fungsional misalnya seperti majikan dan karyawan, pimpinan dengan bawahan3. Adanya pemisahan yang bisa menimbulkan kelompok-kelompok tertentu. Misalnya seperti perumahan tentara, komplek pertokoan, Pecinan, Bugisan dan Norma agama di perkotaan tidak begitu ketatPandangan hidup masyarakat kota lebih rasional Jelaskan Klasifikasi Kota Menurut Houston Stadium Pembentukan inti kota/ Nuclear Phase – Tahap pembentukaan Central Business Distric pada tahap ini, baru dimulai pembangunan gedung-gedung yang baru karena sebab dari adanya foundasi gedung tua, bentuk klasik dan Stadium formatif / Formatif phase – Ditandai dari kamampuan sector industri, transportasi dan perdagangan, dan makin meluasnya pabrik dan perumahan3. Modern Phase / Stadium Modern – Kota yang sudah mulai kompleks, timbulnya peristiwa penggabungan dengan pusat-pusat kegiatan baik kota satelit atau bahkan dengan kota lain yang berdekatan. Misalnya seperti GERBANG SUSILA yang untuk mengembangkan wilayah Surabaya, JOGLO SEMAR, JABODETABEK dan lainnya. Demikianlah pembahasan kami mengenai Materi Klasifikasi Kota. Baca juga Materi Sumber Daya Manusia. Semoga bermanfaat.
Sebutkanklasifikasi kota berdasarkan pertumbuhan kota dan sosio kulturalnya. SD. SMP. SMA SBMPTN & STAN. Beranda; SMA; Geografi; Sebutkan klasifikasi kota berdasarkan pertumbuhan AU. Artha U. 24 September 2021 10:57. Sebutkan klasifikasi kota berdasarkan pertumbuhan kota dan sosio kulturalnya. 0. 1. DF. D. FRANATU. 27 September 2021 13:40 Mahasiswa/Alumni Universitas Negeri Surabaya27 September 2021 1340Hallo Kak Artha, kakak bantu jawab ya pertanyaan dari kamu ..... Klasifikasi kota berdasarkan tahap perkembangan dan sosio kulturalnya dapat dijelaskan sebagai berikut 1. Tahap eopolis sebagai awal pembentukan kota yang tentu saja berakar di daerah perdesaan. 2. Tahap polis yang terbentuk ketika asosiasi beberapa desa terjadi. Pada tahap ini sebuah komunitas tumbuh di sekitar inti wilayah dengan pemerintahan dan lembaga-lembaga sendiri. 3. Tahap metropolis yang terbentuk dengan perkembangan struktur ruang kota yang lebih besar. Kota sudah mampu memberikan pengaruh terhadap wilayah di sekitarnya. Tahap ini dicirikan oleh spesialisasi perdagangan dengan surplus produk-produk regional. 4. Tahap megalopolis yang ditandai dengan lebih banyak keragaman budaya. Pada tahap ini terjadi ekspansi industri dan pertumbuhan kota yang berlebihan. Tahap ini menjadi awal kemunduran kota. 5. Tahap tiranopolis yang ditandai dengan lingkungan kota memburuk dan orang-orang lari ke perdesaan. necropolis di mana kota semakin membusuk. Peradaban menurun. Perang, kelaparan, dan penyakit terjadi di mana-mana dan membawa kota menuju kehancuran. Semoga membantu Jenjang 12 SMA Topik Interaksi desa dan kotaFungsiKota sebagai Lokasi Pusat Kegiatan Berdasarkan UU No. 22 Tahun 1999, kawasan perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian, dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.
– Hallo para pencari ilmu, jumpa kembali dalam artikel di Kali ini akan membahas mengenai Kota. Ada yang sudah mengenal atau pernah mendengar mengenai istilah Kota? Simak penjelasan terlengkapnnya di bawah ini. Pengertian KotaCiri-Ciri KotaFungsi KotaKlasifikasi KotaPotensi KotaSebarkan iniPosting terkait Pengertian Kota Kota merupakan salah satu wilayah dengan segudang kesibukan dan berbagai macam kegiatannya. Kota ini juga merupakan hasil cipta, rasa, karsa dan karya manusia yang paling rumit dan muskil sepanjang peradaban. Ciri-Ciri Kota 1. Ciri Fisik Kota Memiliki alun – alun. Memiliki daerah terbuka yang digunakan sebagai paru – paru kota open space. Memiliki gedung – gedung pemerintahan. Memiliki gedung – gedung perkantoran dan hiburan. Memiliki sarana olahraga. Memiliki lahan parkir kendaraan. Memiliki kompleks perumahan penduduk terdiri atas permukiman kumuh slums area, permukiman masyarakat dengan ekonomi lemah, permukiman masyarakat dengan ekonomi sedang, serta permukiman masyarakat elite. 2. Ciri Masyarakat Kota Memiliki segregasi keruangan. Segregasi merupakan pemisahan yang bisa menimbulkan kelompok ataupun kompleks tertentu. Hubungan sosial yang bersifat gesselschaft. Ini berarti hubungan sosial antar anggota masyarakat sangat terbatas pada bidang bidang tertentu tidak didasarkan pada sifat kekeluargaan ataupun gotong royong. Namun, lebih didasarkan pada hubungan fungsional. Norma keagamaan tidak terlalu ketat, dimana masyarakat kota kurang dalam memperhatikan masalah norma agama. Penduduk memiliki sikap individualis serta bersifat egois. Kebanyakan penduduk kota memiliki kecenderungan memikirkan diri sendiri tanpa mempedulikan anggota masyarakat lain. Sikap tersebut terjadi karena adanya persaingan dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari – hari antar sesama masyarakat sangat tinggi. Heterogenitas sosial, dimana masyarakat yang tinggal di perkotaan sangat beragam. Masyarakat kota memiliki pandangan hidup lebih rasional jika dibanding masyarakat desa. Hal tersebut dikarenakan masyarakat kota lebih terbuka terhadap budaya baru. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di kota juga lebih cepat diterima masyarakat. Fungsi Kota 1. Sebagai Pusat Pemerintah Kota sebagai pusat pemerintahan ini berarti kota memiliki berbagai pusat pengaturan atau pengendalian pemerintahan tingkat pusat, provinsi maupun kabupaten atau kota. Maka dari itu kota yang digunakan sebagai pusat pemerintahan dikenal sebagai ibukota negara, ibukota provinsi dan ibukota kabupaten atau kota. 2. Sebagai Pusat Pendidikan Perkembangan sekolah di kota –kota besar ini umumnya terjadi lantaran terbatasnya kalangan yang bisa mengenyam pendidikan. Di jaman penjajahan Belanda dan Jepang, hanya kalangan tertentu, contohnya bangsawan, yang bisa menikmati pendidikan di sekolah. Namun, hal ini kemudian berubah ketika Indonesia telah merdeka. Kemerdekaan Indonesia turut mengubah pola pendidikan di Indonesia, sehingga pendidikan dapat terus berkembang hingga sekarang ini. 3. Sebagai Pusat Informasi Pembangunan adalah hal yang terus berlangsung secara berkesinambungan. Untuk bisa mewujudkan pembangunan ini, baik yang dilaksanakan di daerah perkotaan maupun pedesaan, kita membutuhkan informasi yang cepat dan akurat. Keberadaan masyarakat Indonesia yang kebanyakan tinggal di pedesaan mengharuskan pemerintah untuk bisa membangun wilayah pedesaan. Dengan adanya sumber informasi yang cepat dan akurat, maka pembangunan di wilayah pedesaan ini dapat berlangsung dengan lebih baik. Informasi yang masuk ke wilayah pedesaan juga harus cukup bervariasi, dan kebanyakan berasal dari wilayah perkotaan. Dengan begitu, masyarakat desa bisa mendapatkan pengaruh dari bentuk –bentuk kemajuan yang telah lebih dulu berkembang di wilayah perkotaan. Berbagai informasi yang berasal dari wilayah perkotaan menuju ke pedesaan ini bisa dilakukan lewat berbagai media. Beberapa media yang bisa digunakan sebagai sarana informasi ini misalnya majalah, koran, radio, televisi, koran, dan internet. Klasifikasi Kota Kota Kecil merupakan salah satu jenis kota yang memiliki jumlah penduduk hingga jiwa. Kota Sedang yakni suatu kota yang memiliki jumlah penduduk hingga jiwa. Kota Besar ialah sebuah kota yang memiliki jumlah penduduk hingga jiwa. Kota Metropolitan yaitu suatu kota yang memiliki jumlah penduduk hingga jiwa. Kota Megapolitan adalah berbagai kota yang memiliki jumlah penduduk lebih dari jiwa. Potensi Kota Potensi Sosial yakni suatu fasilitas yang mampu menciptakan ketenangan hidup warga kota. Sebagai contoh, rumah sakit, tempat ibadah, yayasan sosial maupun organisasi sosial. Potensi Budaya yaitu dengan adanya sarana kesenian maupun pendidikan yang dapat memberi gairah hidup bagi warga kota. Potensi Politik ialah adanya beberapa aparatur kota yang dapat menjalankan tugasnya dengan baik dalam melayani masyarakat, lembaga politik maupun partai politik. Potensi Ekonomi merupakan adanya berbagai fasilitas yang mampu memenuhi kebutuhan hidup bagi warga kota, contohnya pasar, pusat perbelanjaan, bank, kawasan industri maupun sarana transportasi. Demikianlah penjelasan terlengkap mengenai √ Kota Pengertian, Ciri, Klasifikasi, Fungsi dan Potensi Terlengkap. Semoga bermanfaat dan bisa menambah ilmu pengetahuan bagi para pencari ilmu. Terima Kasih. Baca Juga Artikel Lainnya Desa Adalah Negara Adalah Wilayah Adalah Lingkungan Adalah Globalisasi Adalah Kelas12 Struktur dan Perkembangan Kota. Skip to content. Home; permukiman yang relatif besar, padat dan permanen, terdiri dari kelompok individu-individu yang heterogen dari segi sosial. Ciri Fisik Kota. Klasifikasi Kota Berdasarkan Jumlah Penduduknya. Klasifikasi Kota Berdasarkan Jumlah Penduduknya. Tahap Perkembangan Kota. Lewis Sebutkan Klasifikasi Kota Berdasarkan Pertumbuhan Kota Dan Sosio Kulturalnya – Klasifikasi kota berdasarkan pertumbuhan dan sosio kulturalnya merupakan hal yang penting untuk memahami berbagai kota dan daerah di seluruh dunia. Mengetahui klasifikasi ini dapat membantu kita dalam membuat keputusan lebih cermat tentang bagaimana kota dan daerah itu dikelola, di mana pengembangan usaha yang tepat, dan bagaimana kota tersebut dapat berkembang dalam jangka panjang. Dengan memahami berbagai klasifikasi kota dan daerah ini, kita dapat menghasilkan solusi yang lebih optimal agar kota menjadi lebih baik. Klasifikasi kota dan daerah dapat dibedakan menjadi tiga kategori utama, yaitu klasifikasi berdasarkan pertumbuhan, klasifikasi berdasarkan sosio-kultural, dan klasifikasi berdasarkan struktur ekonomi. Klasifikasi pertumbuhan kota mencakup kota yang sedang berkembang, kota yang berkembang dengan cepat, dan kota yang tidak berkembang. Kota yang sedang berkembang adalah kota yang secara bertahap meningkatkan populasi, lalu lintas, dan jumlah peluang kerja. Kota yang berkembang dengan cepat adalah kota yang mengalami peningkatan yang berarti dalam hal populasi, lalu lintas, dan peluang kerja dalam waktu singkat. Kota yang tidak berkembang adalah kota yang populasinya tidak berubah atau sedikit berubah, dan tidak ada banyak peluang kerja yang tersedia. Klasifikasi kota berdasarkan sosio-kultural meliputi kota yang multi-etnis, kota yang memiliki banyak budaya, dan kota yang berorientasi modern. Kota yang multi-etnis adalah kota yang terdiri dari berbagai etnis, budaya, dan agama. Kota yang memiliki banyak budaya adalah kota yang memiliki berbagai macam budaya, baik dari lokal maupun internasional. Kota yang berorientasi modern adalah kota yang berfokus pada teknologi, inovasi, dan modernisasi. Klasifikasi kota berdasarkan struktur ekonomi meliputi kota yang berbasis ekonomi tradisional, kota yang berbasis ekonomi manufaktur, dan kota yang berbasis ekonomi teknologi. Kota yang berbasis ekonomi tradisional adalah kota yang mengandalkan sektor tradisional seperti pertanian, peternakan, perikanan, dan jasa. Kota yang berbasis ekonomi manufaktur adalah kota yang mengandalkan sektor manufaktur seperti industri pengolahan, logam, dan kimia. Sedangkan kota yang berbasis ekonomi teknologi adalah kota yang mengandalkan teknologi terkini seperti telekomunikasi, informasi, dan bioteknologi. Klasifikasi kota berdasarkan pertumbuhan, sosio-kultural, dan struktur ekonominya merupakan cara yang bermanfaat untuk mengevaluasi dan mengklasifikasikan berbagai kota dan daerah di seluruh dunia. Dengan memahami klasifikasi ini, kita dapat membuat keputusan yang lebih cermat tentang bagaimana kota dan daerah itu dikelola, di mana pengembangan usaha yang tepat, dan bagaimana kota tersebut dapat berkembang dalam jangka panjang. Dengan demikian, klasifikasi kota berdasarkan pertumbuhan, sosio-kultural, dan struktur ekonominya dapat membantu kita untuk membangun kota yang lebih baik. Daftar Isi 1 Penjelasan Lengkap Sebutkan Klasifikasi Kota Berdasarkan Pertumbuhan Kota Dan Sosio 1. Mengetahui klasifikasi kota berdasarkan pertumbuhan, sosio-kultural, dan struktur ekonominya penting untuk membuat keputusan cermat tentang pengelolaan 2. Klasifikasi kota berdasarkan pertumbuhannya dapat dibedakan menjadi kota yang sedang berkembang, kota yang berkembang dengan cepat, dan kota yang tidak 3. Klasifikasi kota berdasarkan sosio-kulturalnya meliputi kota yang multi-etnis, kota yang memiliki banyak budaya, dan kota yang berorientasi 4. Klasifikasi kota berdasarkan struktur ekonominya meliputi kota yang berbasis ekonomi tradisional, kota yang berbasis ekonomi manufaktur, dan kota yang berbasis ekonomi 5. Memahami klasifikasi kota dan daerah dapat membantu kita untuk membangun kota yang lebih baik. 1. Mengetahui klasifikasi kota berdasarkan pertumbuhan, sosio-kultural, dan struktur ekonominya penting untuk membuat keputusan cermat tentang pengelolaan kota. Klasifikasi kota berdasarkan pertumbuhan, sosio-kultural, dan struktur ekonominya penting untuk membuat keputusan cermat tentang pengelolaan kota. Hal ini karena kota-kota memiliki karakteristik yang berbeda-beda yang mempengaruhi tingkat pertumbuhan dan sosio-kultural mereka. Konfigurasi yang berbeda ini memerlukan pengelolaan yang berbeda untuk menjamin kesejahteraan masyarakat dan ekonomi yang berkelanjutan. Klasifikasi kota berdasarkan pertumbuhan adalah kemampuan kota untuk mengalami pertumbuhan populasi, kondisi ekonomi, dan tingkat pembangunan. Kota dapat diklasifikasikan menjadi kota yang mengalami pertumbuhan yang cepat atau lambat, kota yang mengalami stagnasi, atau kota yang mengalami kontraksi. Kota yang mengalami pertumbuhan yang cepat biasanya memiliki tingkat pengangguran yang lebih rendah, tingkat pendapatan yang lebih tinggi, dan tingkat pembangunan yang lebih tinggi. Kota yang mengalami stagnasi biasanya memiliki tingkat pengangguran yang lebih tinggi, tingkat pendapatan yang lebih rendah, dan tingkat pembangunan yang relatif stabil. Kota yang mengalami kontraksi biasanya memiliki tingkat pengangguran yang lebih tinggi, tingkat pendapatan yang lebih rendah, dan tingkat pembangunan yang lebih rendah. Klasifikasi kota berdasarkan sosio-kultural adalah kemampuan kota untuk membangun dan menjaga kebudayaan yang unik. Kota dapat diklasifikasikan menjadi kota yang memiliki kebudayaan yang kuat, kota yang memiliki kebudayaan yang terus berkembang, atau kota yang kehilangan kebudayaannya. Kota yang memiliki kebudayaan yang kuat biasanya memiliki tingkat kesadaran budaya yang tinggi, tingkat partisipasi masyarakat yang tinggi, dan tingkat kebudayaan yang lebih tinggi. Kota yang memiliki kebudayaan yang terus berkembang biasanya memiliki tingkat kebudayaan yang relatif stabil dan tingkat partisipasi masyarakat yang lebih tinggi. Kota yang kehilangan kebudayaannya biasanya memiliki tingkat kesadaran budaya yang rendah, tingkat partisipasi masyarakat yang rendah, dan tingkat kebudayaan yang lebih rendah. Klasifikasi kota berdasarkan struktur ekonominya adalah kemampuan kota untuk mengelola sektor ekonomi. Kota dapat diklasifikasikan menjadi kota yang memiliki struktur ekonomi yang beragam dan dinamis, kota yang memiliki struktur ekonomi yang terkonsentrasi tertentu, atau kota yang memiliki struktur ekonomi yang monokultural. Kota yang memiliki struktur ekonomi yang beragam dan dinamis biasanya memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi, tingkat partisipasi masyarakat yang tinggi, dan tingkat inovasi yang lebih tinggi. Kota yang memiliki struktur ekonomi yang terkonsentrasi tertentu biasanya memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil, tingkat partisipasi masyarakat yang lebih rendah, dan tingkat inovasi yang lebih rendah. Kota yang memiliki struktur ekonomi yang monokultural biasanya memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang rendah, tingkat partisipasi masyarakat yang rendah, dan tingkat inovasi yang lebih rendah. Klasifikasi kota berdasarkan pertumbuhan, sosio-kultural, dan struktur ekonominya penting untuk membuat keputusan cermat tentang pengelolaan kota. Dengan memahami klasifikasi kota tersebut, pengelola kota dapat membuat keputusan yang tepat dan efektif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan ekonomi kota. Pengelola kota juga dapat membuat keputusan yang sesuai dengan karakteristik kota, memungkinkan mereka untuk mengelola kota dengan lebih baik dan memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan. 2. Klasifikasi kota berdasarkan pertumbuhannya dapat dibedakan menjadi kota yang sedang berkembang, kota yang berkembang dengan cepat, dan kota yang tidak berkembang. Klasifikasi kota berdasarkan pertumbuhannya dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu kota yang sedang berkembang, kota yang berkembang dengan cepat, dan kota yang tidak berkembang. Kota yang sedang berkembang adalah kota yang memiliki pertumbuhan yang relatif lambat. Kota ini biasanya memiliki jumlah penduduk yang bervariasi, namun tidak mengalami signifikan perubahan dari waktu ke waktu. Kota ini biasanya memiliki tingkat pengangguran yang rendah dan tingkat pendapatan yang sedang. Kota ini juga memiliki tingkat kemajuan yang sedang. Kota yang berkembang dengan cepat adalah kota yang memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan kota yang sedang berkembang. Kota ini biasanya memiliki jumlah penduduk yang terus bertambah, tingkat pengangguran yang lebih rendah, dan tingkat pendapatan yang lebih tinggi. Kota ini juga memiliki tingkat kemajuan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kota yang sedang berkembang. Kota yang tidak berkembang adalah kota yang tidak mengalami perubahan signifikan dalam jumlah penduduk, tingkat pengangguran, atau tingkat pendapatan. Kota ini biasanya memiliki tingkat kemajuan yang rendah dan kemungkinan besar tidak akan mengalami perubahan signifikan dari waktu ke waktu. Kota ini juga biasanya memiliki jumlah penduduk yang relatif stabil. Klasifikasi kota berdasarkan pertumbuhannya juga dapat berpengaruh pada sosio kulturalnya. Kota yang sedang berkembang biasanya memiliki sosio kultural yang lebih maju dan terbuka. Kota ini biasanya memiliki tingkat inklusivitas yang tinggi, dan masyarakatnya lebih mudah menerima budaya baru, ide-ide baru, dan pemikiran yang berbeda. Kota yang berkembang dengan cepat juga memiliki sosio kultural yang lebih maju, namun masyarakatnya tidak selancar kota yang sedang berkembang. Kota yang tidak berkembang biasanya memiliki sosio kultural yang relatif tertutup dan resisten terhadap perubahan. Klasifikasi kota berdasarkan pertumbuhannya dapat memberikan gambaran tentang sosio kulturalnya. Kota yang sedang berkembang dan kota yang berkembang dengan cepat biasanya memiliki sosio kultural yang lebih maju, sementara kota yang tidak berkembang biasanya memiliki sosio kultural yang lebih tertutup. Dengan mengetahui klasifikasi ini, masyarakat dapat mengetahui tentang tingkat kemajuan dan sosio kultural suatu kota. 3. Klasifikasi kota berdasarkan sosio-kulturalnya meliputi kota yang multi-etnis, kota yang memiliki banyak budaya, dan kota yang berorientasi modern. Klasifikasi kota berdasarkan sosio-kulturalnya meliputi tiga jenis kota, yaitu kota yang multi-etnis, kota yang memiliki banyak budaya, dan kota yang berorientasi modern. Klasifikasi ini menjelaskan bagaimana karakteristik sosial dan budaya dari setiap kota yang berbeda-beda. Pertama, kota yang multi-etnis adalah kota yang memiliki dua atau lebih kelompok etnis berbeda. Kota-kota ini cenderung memiliki banyak warga dengan latar belakang budaya yang berbeda-beda. Hal ini dapat dilihat dari jumlah penduduk yang berbeda-beda, bahasa yang digunakan, dan makanan yang tersedia. Selain itu, kota-kota ini juga memiliki banyak kebudayaan dan unsur-unsur lain yang berbeda-beda. Kedua, kota yang memiliki banyak budaya adalah kota yang memiliki beragam kebudayaan. Kota-kota ini memiliki berbagai jenis budaya dan tradisi yang dapat dilihat dari banyak struktur kebudayaan yang ada. Struktur ini meliputi bahasa, makanan, dan lainnya. Kota-kota ini juga cenderung memiliki banyak seni dan budaya yang dapat dinikmati warganya. Ketiga, kota yang berorientasi modern adalah kota yang berusaha menyesuaikan dirinya dengan zaman modern. Kota-kota ini mengadopsi berbagai inovasi teknologi dan gaya hidup yang modern. Hal ini dapat dilihat dari fasilitas yang tersedia di kota tersebut, seperti jaringan transportasi, jaringan telekomunikasi, dan lainnya. Kota-kota ini juga cenderung memiliki banyak warga dengan latar belakang budaya yang beragam. Klasifikasi kota berdasarkan sosio-kulturalnya mengungkapkan bagaimana kota-kota di seluruh dunia berbeda-beda. Beberapa kota cenderung memiliki banyak etnis yang berbeda-beda, beberapa kota memiliki banyak budaya, dan beberapa kota berorientasi modern. Hal ini menunjukkan bahwa kota-kota di seluruh dunia memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Dengan memahami klasifikasi ini, kita dapat mengetahui karakteristik kota yang berbeda-beda dan menikmati keindahan yang berbeda-beda yang dimiliki oleh setiap kota. 4. Klasifikasi kota berdasarkan struktur ekonominya meliputi kota yang berbasis ekonomi tradisional, kota yang berbasis ekonomi manufaktur, dan kota yang berbasis ekonomi teknologi. Klasifikasi kota berdasarkan struktur ekonominya adalah cara untuk mengklasifikasikan kota berdasarkan jenis aktivitas ekonomi yang menjadi fondasi dari perekonomian suatu kota. Ada tiga jenis klasifikasi kota berdasarkan struktur ekonominya, yaitu kota yang berbasis ekonomi tradisional, kota yang berbasis ekonomi manufaktur, dan kota yang berbasis ekonomi teknologi. Kota yang berbasis ekonomi tradisional adalah kota yang ekonominya didasarkan pada aktivitas ekonomi tradisional atau kuno. Aktivitas ekonomi ini biasanya berasal dari praktek pertanian atau peternakan. Aktivitas ekonomi ini biasanya tidak membutuhkan teknologi atau sumber daya manusia yang canggih. Contoh kota yang berbasis ekonomi tradisional adalah kota di pedalaman yang masih mengandalkan pertanian untuk mendukung perekonomiannya. Kota yang berbasis ekonomi manufaktur adalah kota yang ekonominya didasarkan pada aktivitas manufaktur. Aktivitas manufaktur mencakup berbagai jenis industri, seperti industri pakaian, industri otomotif, dan industri alat-alat rumah tangga. Aktivitas manufaktur ini membutuhkan sumber daya manusia dan teknologi yang canggih untuk menghasilkan produk yang berkualitas tinggi. Contoh kota yang berbasis ekonomi manufaktur adalah kota di Jepang yang terkenal dengan industri otomotifnya. Kota yang berbasis ekonomi teknologi adalah kota yang ekonominya didasarkan pada aktivitas teknologi. Aktivitas teknologi ini mencakup berbagai jenis industri, seperti industri teknologi informasi, industri bioteknologi, dan industri periklanan. Aktivitas teknologi ini membutuhkan sumber daya manusia yang sangat canggih dan teknologi yang canggih untuk menghasilkan produk yang berkualitas tinggi. Contoh kota yang berbasis ekonomi teknologi adalah kota Silicon Valley. Klasifikasi kota berdasarkan struktur ekonominya adalah cara yang efektif untuk mengetahui seberapa kuat perekonomian suatu kota. Pemahaman ini akan membantu pemerintah untuk mengembangkan strategi untuk memperkuat perekonomian kota dan memajukan kota tersebut. 5. Memahami klasifikasi kota dan daerah dapat membantu kita untuk membangun kota yang lebih baik. Klasifikasi kota dan daerah membantu kita untuk membangun kota yang lebih baik karena memberikan kita wawasan tentang bagaimana kota dan daerah dibedakan berdasarkan kondisi sosial, budaya, dan ekonomi. Klasifikasi kota juga membantu kita untuk mengidentifikasi area-area yang membutuhkan bantuan dan dukungan untuk meningkatkan kualitas hidup penduduknya. Klasifikasi kota berdasarkan pertumbuhan kota dan sosio-kulturalnya dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Pertama, kota yang memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi, yaitu kota yang tumbuh dengan cepat baik dari segi penduduk maupun ekonomi. Kota ini biasanya memiliki struktur sosial yang kompleks, dengan tingkat pendapatan yang tinggi. Kedua, kota yang memiliki tingkat pertumbuhan yang moderat, yaitu kota yang tumbuh dengan laju yang di bawah rata-rata. Kota ini memiliki tingkat pendapatan yang lebih rendah dibandingkan yang pertama. Walaupun struktur sosialnya mungkin kurang kompleks, namun tingkat pendapatan yang lebih rendah dapat mempengaruhi sosio-kultural kota ini. Ketiga, kota yang memiliki tingkat pertumbuhan yang rendah, yaitu kota yang memiliki tingkat pertumbuhan yang jauh di bawah rata-rata. Kota ini biasanya memiliki struktur sosial yang lebih sederhana dibandingkan yang lain. Pendapatan yang rendah dapat menjadi penghalang bagi penduduk untuk menikmati kualitas hidup yang layak. Keempat, kota yang memiliki tingkat pertumbuhan yang negatif, yaitu kota yang memiliki jumlah penduduk yang menurun. Struktur sosial dan ekonomi kota ini biasanya kurang berkembang. Penduduk kota ini biasanya memiliki tingkat pendapatan yang lebih rendah dibanding yang lain. Kelima, kota yang memiliki tingkat pertumbuhan yang stabil, yaitu kota yang memiliki jumlah penduduk yang stabil. Struktur sosial dan ekonomi kota ini biasanya lebih berkembang dibanding yang lain. Penduduk kota ini biasanya memiliki tingkat pendapatan yang lebih tinggi. Memahami klasifikasi kota dan daerah dapat membantu kita untuk membangun kota yang lebih baik. Dengan memahami jenis-jenis kota berdasarkan pertumbuhan kota dan sosio-kulturalnya, kita dapat mengidentifikasi area mana yang membutuhkan dukungan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas hidup. Dengan mengetahui klasifikasi kota dan daerah tersebut, kita dapat mengambil langkah-langkah untuk membangun kota yang lebih baik dan lebih berkembang. Pembahasan Ketimpangan sosial antara desa dan kota juga terjadi di Indonesia, yaitu dalam hal pembangunan. Biasanya, desa yang letaknya masih terpelosok masih minim infrastruktur. Di kota banyak dibangun gedung yang menunjang pertumbuhan ekonomi. Sedangkan, di desa gedung sekolah dan rumah sakit masih kurang.Pengertian Kota, Fungsi, Ciri, Potensi & Klasifikasinya – Jika kita mendengar istilah kota pasti yang terlintas dibenak kita adalah suatu tempat yang ramai dan penuh dengan kebisingan kendaraan, atau suatu tempat tinggal atau lain sebagainya. Namun kota tidak hanya sebatas itu, nah pada kesempatan kali ini Pendidik akan memberikan penjelasan dan pembahasan mengenai pengertian kota, fungsi, ciri, potensi, dan juga klasifikasinya. Untuk itu langsung saja kita simak penjelasannya sebagai berikut Berikut ini merupakan pengertian kota secara umum maupun menurut para ahli. Pengertian Kota Secara umum, kota merupakan suatu wilayah dengan banyak kesibukan serta berbagai macam aktivitasnya. Namun banyak sekali definisi dari berbagai ahli tentang kota. Berikut pengertian kota menurut para ahli 1. Alan S. Burger Kota merupakan suatu permukiman yang menetap dengan penduduk yang heterogen, dimana kota tersebut dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang tergabung dan membentuk suatu sistem sosial dan juga seterusnya. 2. Arnold Tonybee Kota tidak hanya sebagai permukiman khusus akan tetapi merupakan suatu kekomplekan yang khusus dan setiap kota menunjukkan perwujudan pribadinya masing-masing. 3. Max Weber Kota merupakan suatu tempat dimana penghuninya dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya di pasar lokal. Dan Menurut beliau ciri kota adalah adanya pasar sebagai benteng dan mempunyai sistem hukum tersendiri serta bersifat kosmopolitan. 4. Louis Wirth Kota adalah suatu pemukiman yang relatif besar, pada, dan juga tetap yang dihuni oleh orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya. 5. Harris dan Ullman Kota adalah suatu pusat permukiman dan juga pemanfaatan bumi oleh manusia. Ditempat tersebut manusia unggul dan dataran mengeksploitasi bumi. Hal tersebut dapat dibuktikan oleh pertumbuhan suatu kota yang sangat pesat dan penekeran secara terus menerus. 6. Peraturan Mendagri No. 2 tahun 1987 Kota adalah suatu pusat permukiman dan kegiatan penduduk yang memiliki batasan wilayah administrasi yang diatur dalam peraturan perundangan, serta permukiman yang telah memperlihatkan watak juga ciri kehidupan perkotaan. 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Kota adalah suatu permukiman dan kegiatan penduduk yang memiliki batasan wilayah administrasi yang diatur dalam peraturan perundangan serta permukiman yang telah memperlihatkan watak dan ciri kehidupan kekotaan. Sedangkan perkotaan adalah satuan kumpulan pusat-pusat permukiman dimana ia berperan di dalam suatu wilayah pengembangan dan atau Wilayah Nasional sebagai simpul jasa. Fungsi Kota Berdasarkan Undang Undang dasar fungsi kota ada tiga yakni sebagai pusat pemerintah, sebagai pusat pendidikan, dan kota sebagai pusat informasi. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut 1. Kota Sebagai Pusat Pemerintah Kota sebagai pusat pemerintahan berarti kota tersebut memiliki berbagai pusat pengaturan atau juga pengendalian pemerintah tingkat pusat, provinsi, kabupaten maupun kota. Sehingga dengan demikian kota yang digunakan sebagai pusat pemerintah dikenal sebagai ibu kota negara, ibukota provinsi, ibukota kabupaten atau kota. Kota membutuhkan adanya suatu pelayanan yang memadai dalam memberikan suatu pelayanan kepada masyarakat. Adapun pelayanan tersebut dapat bersifat pemenuhan kebutuhan hidup, kebutuhan bersifat administratif, ataupun sosial budaya. 2. Kota Sebagai Pusat Pendidikan Sejak zaman penjajahaan, dunia pendidikan di Indonesia sudah berkembang sangat pesat. Bahkan pendidikan sangat berkembang di kota kota besar. Adanya perkembangan pendidikan di kota-kota karena pada umumnya adanya keterbatasan kalangan yang hanya bisa mengenyam pendidikan. Apalagi [ada zaman penjajahan Belanda dan Jepang yang hanya pada kalangan tertentu saja yang dapat merasakan pendidikan, seperti kalangan bangsawan. Akan tetapi, setelah Indonesia merdeka berubah, karena Indonesia telah mengubah pola pendidikan di Indonesia, sehingga pendidikan yang di dapat akan terus berkembang hingga sekarang ini. Sekarang semua kalangan dapat mengenyam pendidikan setinggi mungkin selama ia masih memiliki kemampuan otak atau potensi yang cukup. 3. Kota Sebagai Pusat Informasi Adanya berbagai informasi yang berasal dari wilayah perkotaan menuju ke pedesaan ini dapat dilakukan lewat berbagai media. Seperti majalah, teleevisi, koran, radio, internet dan lain sebagainya. Banyak sekali pembangunan pembangunan yang terus dilakukan di daerah perkotaan, dimana pembangunan ini hal yang akan terus berlangsung secara berkesinambungan. Sehingga untuk mewwujudkan pembangunan tersebut baik diperkotaan maupun di pedesaan sangat membutuhkan informasi yang cepat dan juga akurat. Dengan adanya informasi yang baik maka dapat menjalankan berbagai macam kegiatan lain termasuk pembangunan dengan baik. Ciri-Ciri Kota Adapun ciri-ciri kota terdiri dari dua yakni ciri kota secara fisik dan ciri masyarakat kota, berikut penjelasannya 1. Ciri-Ciri Fisik Kota Adapun ciri-ciri fissik kota diantaranya adalah sebagai berikut Memiliki suatu daerah yang terbuka yang biasanya digunakan sebagai paru-paru kota Adanya gedung – gedung pemerintahan Adanya gedung – gedung perkantoran dan juga hiburan Memiliki sarana berolahraga Adanya alun – alun Memiliki lahan parkir kendaraan Memiliki kompleks perumahan penduduk terdiri atas permukiman kumuh slums area, permukiman masyarakat dengan ekonomi lemah, permukiman masyarakat dengan ekonomi sedang, dan permukiman masyarakat elite atau kelas atas. 2. Ciri – Ciri Masyarakat Kota Adapun ciri-ciri masyarakat kota diantaranya adalah sebagai berikut Adanya segresi keuangan, yakni pemisah yang dapat menimbulkan kelompok maupun kompleks tertentu Adanya hubungan sosial yang bersifat gesselschaft, yakni hubungan sosial antar anggota masyarakat sangat terbatas pada bidang tertentu,tidak didasarkan pada sifat kekeluargaan maupun gotong royong namun lebih pada hubungan fungsional Norma keagamaan tidak terlalu ketat, dan tidak terlalu memperhatikan norma agama Penduduknya yang bersifat individualis dan juga egois Bersifat heterogenitas sosial, yakni dimana masyarakat yang tinggal di perkotaan sangat beragam. Masyarakat kota memiliki pandangan hidup yang lebih rasional dibandingkan dengan masyarakat desa. Hal tersebut dikarenakan masyarakat kota lebih terbuka terhadap budaya baru seperti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, selain itu juga masyarakat kota juga lebih cepat diterima masyarakat. Potensi Kota Potensi-potensi yang harus dimiliki oleh sebuah kota diantaranya adalah sebagai berikut 1. Potensi sosial, merupakan fasilitas yang dapat menciptakan suatu ketenangan hidup warga kota. Seperti contoh, rumah sakit, tempat ibadah, yayasan sosial atau organisasi sosial dan lain sebagainya. 2. Potensi budaya, yaitu adanya sarana kesenian atau pendidikan yang dapat memberi gairah hidup bagi masyarakat kota. 3. Potensi politik, adalah adanya aparatur kota yang dapat menjalankan tugasnya dengan baik dalam melayani masyarakat, lembaga politik maupun partai politik. 4. Potensi ekonomi, yaitu adanya fasilitas yang dapat memenuhi kebutuhan hidup bagi warga kota, seperti pasar, pusat perbelanjaan, bank, kawasan industri dan sarana transportasi. Klasifikasi Kota Adapun klasifikasi kota jika dilihat dari jumlah penduduknya terdiri dari lima, berikut penjelasannya Kota kecil, yakni suatu kota yang memiliki jumlah penduduk hingga jiwa. Kota sedang, yakni suatu kota yang memiliki jumlah penduduk hingga jiwa. Pengertian Kota, Fungsi, Ciri, Potensi & Klasifikasinya Kota besar, yakni suatu kota yang memiliki jumlah penduduk hingga jiwa. Kota metropolitan, suatu yakni kota yang memiliki jumlah penduduk hingga jiwa. Kota megapolitan, yakni suatu kota yang memiliki jumlah penduduk lebih dari jiwa. Demikianlah penjelasan mengenai Pengertian Kota, Fungsi, Ciri, Potensi & Klasifikasinya. Semoga dapat bermanfaat dan menambah wawasan. Terimakasih 🙂
Pertumbuhandan perkembangan kota pada prisipnya menggambarkan proses berkembangnya suatu kota. Pertumbuhan kota mengacu pada pengertian secara kuantitas, yang dalam hal ini diindikasikan oleh besaran faktor produksi yang dipergunakan oleh sistem ekonomi kota tersebut. Semakin besar produksi berarti ada peningkatan permintaan yang meningkat. Kota Adalah Oleh Guru PendidikanDiposting pada November 20, 2019September 18, 2020 – Hallo para pencari ilmu, jumpa kembali dalam artikel di Kali ini akan membahas mengenai Kota. Ada yang sudah mengenal atau pernah mendengar mengenai istilah Kota? Simak penjelasan […] DINASSOSIAL KOTA SURABAYA TAHUN 2016 - 2021 BAB III - 1 BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi Dinas Sosial Kota Surabaya meliputi faktor internal dan faktor eksternal organisasi.